Tulisan ini hanya sharing pengalaman, Pada tahun 2008, kami jalan kaki menelusuri
jalan setapak menuju Yapis, Nabire, Papua. Dari kejauhan telihat kerumunan
orang, karena penasaran akan kerumunan orang itu maka kamipun bergegas dengan
cepat menuju kearah kerumunan orang
tersebut. Setiba disana, kami melihat semua orang yang disitu semuanya sedang
memegang bolpen dan buku.
Kamis, Juli 25, 2013
Selasa, Juli 16, 2013
Rabu, Mei 29, 2013
Demokrasi Semu di Papua
Dok. wacanademokrasi.blogspot.com |
Demokrasi
Itu ideologi
Negara ini
Oleh rakyat
Untuk rakyat
Dari rakyat
Berbas
Berpandapat,
Berekpresi
Selasa, Mei 21, 2013
Rp 1000 Rupiah, Hingga Ke Kantor Polisi
Tulisan ini hanya sharing pengalaman. Pada hari Minggu tahun 2006, siang raja siang tidak kalah memancarkan
cahaya panas yang membakar jantung kota
Nabire, yang sekarang dijuliki sebagai teluk cendrawasih. Terik mata hari pada
siang hari itu seolah tidak mengisinkan masyarakat Kabupaten Nabire tidak
beraktivitas. Seusai gereja kami mengunjungi rumah sakit RSUD [Rumah Sakit Umum
Daerah] kabupaten Nabire, setelah mengunjugi kami pulang ke rumah.
Kami yang pulang dari yaitu, Marius, Agus, dan Kris sesampai di jalan
basar kris ikut jalan potong menuju rumah, sedangkan Agus dan Marius menuju
rumah lawat jalan raya. Kami setiba di pertigaan jalan menuju masuk rumah,
depan gereja katolik Kristus Raja Nabire, jalan inipula di gunakan masyarakat
menuju pasar sore, tempat berjualan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari demi
kelangsungan hidup sebagai makluk penghuni kolong bumi.
Senin, Mei 13, 2013
Meeuguo Okogoo
Di tepi danau Tigi tepatnya, di Pulau Duamo hidup satu keluarga. Keluarga ini terdiri dari seorang ayah dan ibu serta tujuh anaknya. Keluarga ini memelihara satu ekor Anjing dan Babi yang selalu menemani mereka dalam melaksanakan kegiatan.
Suatu hari mereka merencanakan, untuk keesokan harinya akan mencari undang dari arah Duamo ke Bomou dan sebaliknya. Maka seharian itu, mereka mempersiapkan bekal. Keesokan harinya pagi-pagi buta mereka (Ibu dan ketuju anaknya serta Babi dan Anjing) menggunakan perahu kecil (Koma) ke arah Bomou.
Kisah Nyata: Satu Liang Kubur
Kehidupannya Gedeyaitawi
Karena itu Gedeiyaitawi, hidup seorang diri di antara keluarga itu. Kehidupan Gedeyaitawi diantara masyarakat itu baik dan menjalankan aktivitasnya dengan masyarakat di lereng Gunung Dadiyai itu dengan baik.
Gedeyaitawi juga hidup diantara masyarakat yang mengatur rumahnya di lereng Gunung Dadiyai tepatnya daerah Yigiwata. Ketika Gedeyaitawi baranjak desawa ia ingin menikahi seorang Gadis untuk menemaninya dalam hidupnya seperti laki-laki lainnya di daerah itu.
Jumat, April 19, 2013
Selasa, Februari 19, 2013
Jagalah Kata-Katamu
(Kata Kakak-ku dia punya nama Pikiran)
Jagalah
kata-katamu, itulah yang dapat dituturkan kepadaku, oleh kakak-ku Pikiran
ketika sang raja siang di usia senja di bawah lereng Merapi tempat ku menganyam
pendidikan.
Jagalah
kata-katamu, karena kata-katamu racun yang dapat merusak kehidupan makluk di
jagat raya dan jiwamu.
Perlu
kamu tahu, Sucomandate Marcos mengatakan bahwa kata adalah senjata untuk
melawan musuh tetapi, kata-katamu adalah senjata untuk merusak jiwamu.
“Kebinggungan Jiwa”
Sejak
bulan Mei tahun 2012 jiwamu dilanda kekosongan pemikirn. Hidupmu terasa merana
di lorong-lorrong kesepian mengikuti jalan setapak menuju pada kebinggung jiwa.
Kebinggungan
jiwamu merasa dunia ini tidak ada isinya walaupun di lorong-lorong lain
terdengar kebisingan aktivitas makluk dijagat raya ini.
Kebinggungan
jiwa yang melandamu di balik lorong-lorong sepih ini, telah melandamu di tempat
perjuanganmu di bawah lereng merapi ini.
Selasa, Februari 05, 2013
Meninggalkan Semua
Ku meninggalkan kuliah
Yang menjadi tujuan utama
Merantau ke Tanah Jawa
Meninggalkan teman
Yang sedang terbaring di RS
Di Jantung Kota Yogyakarta
Meninggalkan segala kesibukan
Di lereng merapi
Yang menjadi tempat sementara
Ku huni
Semuanya itu hanya
Untuk berjuang menutut hak
orang
Papua barat
[Kontrakan Tolikara, Jakarta, Tanah abang. 1 Agustus 2011]
Perjalanan Menuju Tanah Abang
Sang Raja siang di usia senja
Memancarkan cahaya di ufuk timur
lereng Merapi
Kereta ekonomi merayap
Singga di stasion lempuyangan
Untuk mengatar ke tanah abang
Sahabat
sumber: Google.com |
Tiada yang dapat memisahkan kita
Haruskan persoalan sepele memisahkan kita?
Aku merasa tidak, dan tetap selamat persahabatan ini.
Engkaulah bola mata kananku
Perasaan batin pun kita lewati dalam suka dan duka
Haruskan sebatan gunung hidung memisakan kita? Tidak sahabatku, apa yang sebela kanan mata rasakan Mata kiri pun demikian.
Hilang Mengikuti Arah Angin
Teringat
di memory malam itu
Kau
lewat di ujung jalan pertigaan
Entah
dari mana kemana
Kau
senyum tersipu
Melemparkan senyum manismu
Sambil
memandang kita
Kau Pembunuh Karakter
Tanpangmu
murah senyum
Dibelakang
sangat berbahaya
Tampangmu
menghormati
Di
belakangmu menghanyutkan
Puisi Buat Ibu
Ibu engkau adalah puisi terindahku
Yang tak pernah aku temukan
Dalam buku.
Ibu engkau telah melahirkanku
Dan engkaulah yang telah membesarkan
Aku dengan susah paya
Sahabat Sejatiku
Engkau
sahabat sejatiku
Yang biasa
memecahkan lamunanku
Engkau
sahabat sejatiku
Yang biasa
menghibur dalam kesepihanku
AKu Melepaskan Rindu
Angin malam menghembus jantung kota
Yogyakarta
Malam pun semakin mencekam rasanya
tidak mampu
Menangkis angin malam yang membawa
kerinduan
Lagu Negara tetangga [PNG] mengalung
menghibur
Kopi mixs dan Rokok B2F menemani
Tetapi kerinduan tetap saja menembusi kosku
Ibuku
Di pagi yang belum terang
engkau keluar dengan alat kerja
Skop dan parang ditangan
untuk bertani
Kabut pagi yang tebalpun
engkau membelanya.
Ibu yang selalu memperjuangkan
untuk mendapatkan makanan
ibu yang takut kalau
anak-anakmu lapar
Siang engkau sudah pulang
untuk masak makan siang.
Kau Ingkari Janjimu
Raja
siang telah meninggalkan planet bumi
Bertanda
hari mulai gelap
Semua
aktivitas makhluk di bumi berhanti
Pertigaan
jalan tiada yang lalu-lalang
Tempat
orang lewati menjadi sunyi
Di
situlah yang berada kau dan aku
Bertahan Hingga Akhir
Suara
merendah
Gementar
bagaikan
Orang yang
akan di eksekusi mati
Dingin
malampun
Menembus
kulit
Mematikan
tulang
Rabu, Januari 23, 2013
Menjadi Orang “Gila”
Sebenarnya
ingin menjadi orang “gila” ,
Gila
dalam mencari solusi, atas semua masalah tetapi apa daya.
Pikiranku
selalu terganggu rasanya
tulang-tulang tak
kuat
menahan tubuh untuk tegak berdiri
Tidurku tidak tenang
Harus terbagun ketika teringat
Semua masalah
Selasa, Januari 22, 2013
Mereka Pahlawan Sejati Papua
Mereka pahlawan sejati yang
memperjuangkan keadilan di tanah Papua, warisan leluhur nenek moyangmu yang
selama satu abad lebih, dicengkram oleh kaum kolonialis, imperlis dan
militeris.
Mereka pahlawan sejati
yang memperjuangkan kebebasan sebagai manusia di jagat raya ini, yang selama
ini di bungkam oleh kaum kolonialis, imperialis dan militeris selama satu abad
lebih. Karena pada dasarnya kebebasan untuk menentukan hidup telah melekat pada setiap individu sejak
lahir.
Sabtu, Januari 12, 2013
Mahasiswa Dogiyai Menunggu Realisasikan Tiga Aspirasi
Oleh Agustinus A. Dogomo*)
Tiga
aspirasi yang di maksud pertama, aspirasi untuk membangun asrama permanen di
seluruh Indonesia dimana mahasiswa kabupaten Dogiyai menuntut Ilmu, kedua
Memberikan Dana kepada Mahasiswa Kabupaten Dogiyai yang sedang menyusun
sikiripsi atau melakukan penelitian, ketiga memberikan beasiswa kepada
mahasiswa dari semester pertama sampai semester terakhir. Ketiga aspirasi
mahasiswa Kabupaten Dogiyai ini disampaikan kepada pemerintah kabupaten Dogiyai
untuk direalisasikan pada tahun 2011 setelah kabupaten Dogiyai berganti Status
dari karateker ke Definitif.
Kamis, Januari 10, 2013
Dia Tunas yang di Pangkas
Dia tunas baik yang
tumbuh di tanah subur
Kesuburan itulah
yang kadang membuatku tersenyum
Dan selalu ingin
memandangnya,
Hingga menaruh
harapan
Tetapi semuanya
menjadi kelabu
Ketika tunas itu di
pangkas
Hingga harapanku
sirna
Tak sampai
bertumbuh besar dan berbuah
Langganan:
Postingan (Atom)