Senin, Mei 13, 2013

Kisah Nyata: Satu Liang Kubur

Kehidupannya Gedeyaitawi

Di Gunung Dadiyai tepatnya di Yigiwata. Hiduplah Gedeyaitawi di lereng Gunung Dadiyai sungguh  indah karena semuannya tersedia dan alam sangat menjanjikan untuk melansungkan hidup. Gedeyaitawi sendiri memunyai seorang adik laki-laki tetapi telah meninggal sebelum beranjak dewasa.

Karena itu Gedeiyaitawi, hidup seorang diri di antara keluarga itu. Kehidupan Gedeyaitawi diantara masyarakat itu baik dan menjalankan aktivitasnya dengan masyarakat di lereng Gunung Dadiyai itu dengan baik.

Gedeyaitawi juga hidup diantara masyarakat yang mengatur rumahnya di lereng Gunung Dadiyai tepatnya daerah Yigiwata.  Ketika Gedeyaitawi baranjak desawa ia ingin menikahi seorang Gadis untuk menemaninya dalam hidupnya seperti laki-laki lainnya di daerah itu.


Pertemuan Gedeiyaitawi dan Nomono

Gedeyaitawi selalu mengunjugi saudara perempuan yang  menikah di daerah Godide yang tepatnya di Tapaka Keboo. Ketika ia sering bermain di sana maka ia bertemu dengan seorang gadis berusianya.

Gedeyaitawi bertemu Nomono seorang gadis ini di Takapa ketika menginap kepada saudara perempaunnya.  Nomono gadis yang memunyai saudara perempuan 4 orang dan laki-laki 3 orang. Gadis ini,  ikut Gedeyaitawi sebagai istrinya. Setelah pulang beberapa hari kemudian orang tuannya datang untuk mengambil maskawin kepada memplai laki-laki.

Setelah melaksanakan acara pernihkan secara adat antara pria dan wanita maka mereka menjadi satu keluarga untuk memulai hidup baru di daerah Yigiwata. Kahidupan sebagai sepasang suami istri.

Setelah beberapa tahun kemudian istrinya hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Vita. Vita dibesarkan oleh orang tuannya dengan penuh kasih sayang.  Sebagai tanggungjawab dari Gedeyaitawi dan Nomono maka anak tersebut di pelihara dan memberikan pendidikan warisan orang tuannya yaitu; cara membuar pagar, cara membuat busur, cara menebang dan membelah kayu sebagai seorang laki-laki.

Sekitar selang beberapa tahun istri dari Gedeyatawi, Nomono hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki dan di beri nama Abe. Vita dan Abe di besarkan oleh Gedeyaitawi sebagai ayahnya dan Nomono sebagai ibunya membesarkan dengan penuh tanggungjawab. Hal yang sama yang diwariskan oleh kedua anaknya oleh Kedua orang tuannya.

Vita dan Abe belum beranjak dewasa istri dari Gedeyaitawi  hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki yang ketiga yang diberi nama Yuli. Yuli belum begitu beranjak dewasa namun kasihanya Yuli belum mendapat pendidikan yang banyak dari kedua orang tuannya. Gedeyaitawi jatuh sakit.

Selama satu minggu Gedeyatawi jatuh sakit dan tak sadarkan diri. Ketika ia sakit suasana di sampinng rumah yang terjadi adalah ada kucing yang memotong motong tikus dan di jalan-jalan dan tidak menghabiskannya.

Hal tersebut kadang membuat masyarakat disekitarnya bertanya-tanya mengapa hal tersebut terjadi. Tetapi mereka menganggap bahwa itu hal biasa, padahal hal tersebut membawah satu perbuatan yang berbahaya hingga membawa dampak pada kematian sepasang suami istri ini.

Dialog Sebelum Gedeyaitawi dan Nomono Meninggal

Semilir angin pagi yang bertiup dari arah selatanpun mengenai tubuh mereka dan semuanya terbangun dan terdengar suara nyanyian burung-burung yang selalu mengiasi alam lereng Gunung Dadiyai.

Katika itu mereka semua terbangun dan Gedeyaitawi meminta kepada anak-anaknya dan istrinya untuk memasang api. Setelah memasang api Gedeyaitawipun menyampaikan sesuatu kepada istri dan anak-anaknya.

Kata Gedeyaitawi Istiriku sebentar lagi ajal akan menjemput maka tolong piara ketika anak ini dengan baik hingga dewasa. Karena mereka adalah pewaris tanah dan alam di sekitar ini

Ketika menyampaikan hal tersebut kepada istirnya mengerti tetapi anak-anak tidak mengerti apa yang dapat di sampaikan. Setelah beberapa menit kemudian ibunya berkata kepada Gedeyaitawi bahwa saya tidak akan memeliahara anak-anak sendiri, maka tolong geser karena saya juga ingin ikut denganmu.

Lalu hari yang awal mentari pagi bersinar terang dan angin segar menjadi kelabu buat anak-anaknya ketika hal tersebut di sampaikan. Lalu Gedeyaitawipun meninggal dunia.

Setelah Gedeyaitawi meninggal beberapa menit yang lalu, Nomono istrinya juga meminta maaf kepada ketiga anaknya. Kata Nomono Vita, Abe dan Yuli maafkan mama, karena mama tidak akan membesarkan kalian hingga dewasa karena ajal akan menjemputku. Setelah itu Nomonopun terbaring dan meninggal di samping sang suaminya.  Suaminya meninggal karena sakit selama satu minggu dan istrinya meninggal bukan karena sakit tetapi meninggal tiba-tiba.

Selah mereka berdua meninggal maka, nasib Vita, Abe dan Yuli menjadi tantangan besar karena hidup sebagai anak yatimpiatu diantara masyarakat di kampung Yigiwata.

Satu Liang Kubur

Setelah masyarakat mendengar kabar bahwa mereka berdua meninggal maka kerabatnya berkumpul merapi kepergian Gedeyatawi dan Nomono dalam waktu yang bersamaan. Kepergian mereka berdua di ceritakan oleh warga sekitarnya  bahawa seperti cerita dogeng yang sering di ceritakan orang tua sebelum anak-anaknya menuju pada alam peraduan.

Setelah semua kerabat berkumpul dan meretapi kamatian kedua sepasang suami istri ini dan mereka pun melangsungkan acara duka malam itu. Ketika mentari pagi mereka di ufuk timur untuk menerangi jagat raya ini, mereka memparsiapan semua perlengkapan untuk melakukan acara pemakaman.

Kedua suami istri yang tidak memunyai umur panjang di jagat raya ini dimakamkan dalam satu liang kubur dan ditutup dengan sehelai kain di antara mereka berdua. 

Setelah pemakaman dilaksanakan maka mereka pun pulang ke rumah duka di lereng Gunung Dadiyai, tepatnya di Yigiwata. Riwayat hidup sepasang suami istrinya sampai di sini. Mereka berdua meninggalkan nasib ketiga anak tersebut untuk menatap masa depannnya tanpa orang tua.

==Tamat==

0 komentar:

Media Online

http://majalahselangkah.com/
http://tabloidjubi.com/http://freewestpapua.org/


http://phaul-heger.blogspot.com/

http://www.wartapapuabarat.org/

http://suarakritingfree.blogspot.com/


http://musafirkebebasan.blogspot.com/

http://ampjogja.blogspot.com/

http://www.arnoldbelau.com/

http://tangisantanah.blogspot.com/

http://knpbnews.com/

http://www.malanesia.com/

http://www.jdp-dialog.org/

http://www.umaginews.com/

http://www.karobanews.com/
http://www.pogeapi.com/