Kau Ingkari Janjimu | Gubuk Pergumulan Ekspresi Jiwa
Selasa, Juli 16, 2013
Rabu, Mei 29, 2013
Demokrasi Semu di Papua
Dok. wacanademokrasi.blogspot.com |
Demokrasi
Itu ideologi
Negara ini
Oleh rakyat
Untuk rakyat
Dari rakyat
Berbas
Berpandapat,
Berekpresi
Selasa, Mei 21, 2013
Rp 1000 Rupiah, Hingga Ke Kantor Polisi
Tulisan ini hanya sharing pengalaman. Pada hari Minggu tahun 2006, siang raja siang tidak kalah memancarkan
cahaya panas yang membakar jantung kota
Nabire, yang sekarang dijuliki sebagai teluk cendrawasih. Terik mata hari pada
siang hari itu seolah tidak mengisinkan masyarakat Kabupaten Nabire tidak
beraktivitas. Seusai gereja kami mengunjungi rumah sakit RSUD [Rumah Sakit Umum
Daerah] kabupaten Nabire, setelah mengunjugi kami pulang ke rumah.
Kami yang pulang dari yaitu, Marius, Agus, dan Kris sesampai di jalan
basar kris ikut jalan potong menuju rumah, sedangkan Agus dan Marius menuju
rumah lawat jalan raya. Kami setiba di pertigaan jalan menuju masuk rumah,
depan gereja katolik Kristus Raja Nabire, jalan inipula di gunakan masyarakat
menuju pasar sore, tempat berjualan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari demi
kelangsungan hidup sebagai makluk penghuni kolong bumi.
Senin, Mei 13, 2013
Meeuguo Okogoo
Di tepi danau Tigi tepatnya, di Pulau Duamo hidup satu keluarga. Keluarga ini terdiri dari seorang ayah dan ibu serta tujuh anaknya. Keluarga ini memelihara satu ekor Anjing dan Babi yang selalu menemani mereka dalam melaksanakan kegiatan.
Suatu hari mereka merencanakan, untuk keesokan harinya akan mencari undang dari arah Duamo ke Bomou dan sebaliknya. Maka seharian itu, mereka mempersiapkan bekal. Keesokan harinya pagi-pagi buta mereka (Ibu dan ketuju anaknya serta Babi dan Anjing) menggunakan perahu kecil (Koma) ke arah Bomou.
Kisah Nyata: Satu Liang Kubur
Kehidupannya Gedeyaitawi
Karena itu Gedeiyaitawi, hidup seorang diri di antara keluarga itu. Kehidupan Gedeyaitawi diantara masyarakat itu baik dan menjalankan aktivitasnya dengan masyarakat di lereng Gunung Dadiyai itu dengan baik.
Gedeyaitawi juga hidup diantara masyarakat yang mengatur rumahnya di lereng Gunung Dadiyai tepatnya daerah Yigiwata. Ketika Gedeyaitawi baranjak desawa ia ingin menikahi seorang Gadis untuk menemaninya dalam hidupnya seperti laki-laki lainnya di daerah itu.
Langganan:
Postingan (Atom)