Selasa, Februari 19, 2013

Jagalah Kata-Katamu


(Kata Kakak-ku dia punya nama Pikiran)


Jagalah kata-katamu, itulah yang dapat dituturkan kepadaku, oleh kakak-ku Pikiran ketika sang raja siang di usia senja di bawah lereng Merapi tempat ku menganyam pendidikan.

Jagalah kata-katamu, karena kata-katamu racun yang dapat merusak kehidupan makluk di jagat raya dan jiwamu.

Perlu kamu tahu, Sucomandate Marcos mengatakan bahwa kata adalah senjata untuk melawan musuh tetapi, kata-katamu adalah senjata untuk merusak jiwamu.

“Kebinggungan Jiwa”


Sejak bulan Mei tahun 2012 jiwamu dilanda kekosongan pemikirn. Hidupmu terasa merana di lorong-lorrong kesepian mengikuti jalan setapak menuju pada kebinggung jiwa.

Kebinggungan jiwamu merasa dunia ini tidak ada isinya walaupun di lorong-lorong lain terdengar kebisingan aktivitas makluk dijagat raya ini.

Kebinggungan jiwa yang melandamu di balik lorong-lorong sepih ini, telah melandamu di tempat perjuanganmu di bawah lereng merapi ini.

Selasa, Februari 05, 2013

Meninggalkan Semua

Ku meninggalkan kuliah
Yang menjadi tujuan utama
Merantau ke Tanah Jawa

Meninggalkan teman
Yang sedang terbaring di RS
Di Jantung Kota Yogyakarta

Meninggalkan segala kesibukan
Di lereng merapi
Yang menjadi tempat sementara
Ku huni

Semuanya itu hanya
Untuk berjuang menutut hak orang
Papua barat

[Kontrakan Tolikara, Jakarta, Tanah abang. 1 Agustus 2011]

Perjalanan Menuju Tanah Abang



Sang Raja siang di usia senja
Memancarkan cahaya di ufuk timur
lereng Merapi

Kereta ekonomi merayap
Singga di stasion lempuyangan
Untuk mengatar ke tanah abang

Sahabat


sumber: Google.com
Engkaulah sahabatku
Tiada yang dapat memisahkan kita
Haruskan persoalan sepele memisahkan kita?
Aku merasa tidak, dan tetap selamat persahabatan ini.

Engkaulah bola mata kananku
Perasaan batin pun kita lewati dalam suka dan duka
Haruskan sebatan gunung hidung memisakan kita?
Tidak sahabatku, apa yang sebela kanan mata rasakan Mata kiri pun demikian.

Hilang Mengikuti Arah Angin

Teringat di memory malam itu
Kau lewat di ujung jalan pertigaan
Entah dari mana kemana

Kau senyum tersipu
Melemparkan senyum manismu
Sambil memandang kita

Kau Pembunuh Karakter

Tanpangmu murah senyum
Dibelakang sangat berbahaya

Tampangmu menghormati
Di belakangmu menghanyutkan

Puisi Buat Ibu



Ibu engkau adalah puisi terindahku
Yang tak pernah aku temukan
Dalam buku.

Ibu engkau telah melahirkanku
Dan engkaulah yang telah membesarkan
Aku dengan susah paya

Sahabat Sejatiku


Engkau sahabat sejatiku
Yang biasa memecahkan lamunanku

Engkau sahabat sejatiku
Yang biasa menghibur dalam kesepihanku

AKu Melepaskan Rindu

Angin malam menghembus jantung kota Yogyakarta
Malam pun semakin mencekam rasanya tidak mampu
Menangkis angin malam yang membawa kerinduan

Lagu Negara tetangga [PNG] mengalung menghibur
Kopi mixs dan Rokok B2F  menemani
Tetapi kerinduan tetap saja  menembusi kosku

Ibuku

Di pagi yang belum terang engkau keluar dengan alat kerja
Skop dan parang ditangan untuk bertani
Kabut pagi yang tebalpun engkau membelanya.

Ibu yang selalu memperjuangkan untuk mendapatkan makanan
ibu yang takut kalau anak-anakmu lapar
Siang engkau sudah pulang untuk masak makan siang.

Kau Ingkari Janjimu



Raja siang telah meninggalkan planet bumi
Bertanda hari mulai gelap
Semua aktivitas makhluk di bumi berhanti

Pertigaan jalan tiada yang lalu-lalang
Tempat orang lewati menjadi sunyi
Di situlah yang berada kau dan aku

Bertahan Hingga Akhir


Suara merendah
Gementar bagaikan
Orang yang akan di eksekusi mati

Dingin malampun
Menembus kulit
Mematikan tulang

Media Online

http://majalahselangkah.com/
http://tabloidjubi.com/http://freewestpapua.org/


http://phaul-heger.blogspot.com/

http://www.wartapapuabarat.org/

http://suarakritingfree.blogspot.com/


http://musafirkebebasan.blogspot.com/

http://ampjogja.blogspot.com/

http://www.arnoldbelau.com/

http://tangisantanah.blogspot.com/

http://knpbnews.com/

http://www.malanesia.com/

http://www.jdp-dialog.org/

http://www.umaginews.com/

http://www.karobanews.com/
http://www.pogeapi.com/